Friday, March 7, 2014
at
Friday, March 07, 2014
|
Kuda dan Keledai yang Sarat dengan Beban
Pernah
ada seorang pria yang memelihara seekor kuda dan seekor keledai untuk
mengangkat beban. Sudah menjadi kebiasaan pria tersebut untuk memuati
keledainya dengan beban yang berat sampai keledai tersebut
terhuyung-huyung karena beban yang terlalu berat, sementara sang Kuda
diizinkan untuk berjingkrak sepanjang jalan dengan beban yang ringan.
Saat mereka melakukan perjalan di suatu hari, sang Keledai yang telah
menderita sakit selama beberapa hari terakhir, berkata kepada sang
Kuda, "Maukah kamu mengangkut sebagian dari beban saya untuk beberapa
kilometer saja? Aku merasa sangat tidak enak badan, tetapi jika kamu mau
membawa sebagian bebanku hari ini, mungkin saya akan cepat sembuh
kembali. Beban yang terlalu berat ini bisa membunuhku."
Sang Kuda hanya menendang-nendangkan kakinya dan berkata kepada sang
Keledai agar tidak usah mengeluh dan mengganggunya dengan kata-kata
keluhan. Sang Keledai menjadi terhuyung-huyung selama berjalan setengah
kilometer lagi dan tiba-tiba jatuh ke tanah dan mati.
Saat itulah, si Pemilik datang dan hanya bisa berpasrah dengan apa
yang telah terjadi. Ia lalu melepaskan beban dari keledai yang telah
mati, lalu ditempatkan di atas punggung kuda. "Aduh," keluh sang Kuda
saat dia merasakan beban berat di punggungnya, di tambah dengan berat
tubuh sang Keledai yang telah mati, "Sekarang saya mendapatkan ganjaran
karena sifat saya yang jelek. Dengan menolak menanggung sebagian beban
sang Keledai, sekarang saya harus membawa seluruh beban tersebut,
ditambah dengan berat tubuh teman saya yang malang ini."
Bantulah orang yang membutuhkan bantuan, maka kamu akan terbantu juga.
Sifat yang buruk akan mendapatkan ganjaran.
Sifat yang buruk akan mendapatkan ganjaran.
( http://www.ceritakecil.com )
Murid Nakal, Kepala Sekolah dan Pemilik Kebun
Seorang
murid sekolah yang sangat nakal dan sering membolos dari sekolah, suatu
saat berencana untuk mengambil dan memetik buah-buahan dari suatu kebun
tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Pemilik kebun ini, di setiap musim panen, selalu membanggakan hasil
panennya yang sangat baik. Pada musim semi, dia bisa menunjukkan
bunga-bunga yang mekar pada pohonnya dan di musim gugur dia bisa memetik
apelnya yang telah ranum.
Suatu hari, pemilik kebun ini melihat murid sekolah ini dengan sembarangan memanjat pohon buah dan menjatuhkan buah-buahan yang telah masak maupun belum masak. Murid nakal ini bahkan mematahkan dahan-dahan pohon, dan melakukan begitu banyak kerusakan sehingga pemilik kebun ini mengirimkan laporan berisikan keluhan kepada kepala sekolah di mana anak tersebut bersekolah. Kepala sekolah ini datang segera ke kebun tersebut dan membawa murid-murid yang lain di belakangnya. Kepala sekolah ini ingin memarahi dan menghukum murid nakal tersebut dan memberikan contoh kepada murid lainnya bahwa setiap perbuatan yang nakal, akan mendapatkan hukuman. Tetapi apa yang terjadi? rencana kepala sekolah tersebut menjadi berantakan dan malah memperparah keadaan, karena saat murid-murid yang lain melihat pohon apel yang telah ranum, mereka langsung menyerbu ke kebun dan memanjat pohon serta memetik buah apel dari pohon.
Tindakan yang dianggap bijaksana, belum tentu bijak.
Seekor singa sedang tidur dengan lelap di dalam hutan, dengan
kepalanya yang besar bersandar pada telapak kakinya. Seekor tikus kecil
secara tidak sengaja berjalan di dekatnya, dan setelah tikus itu sadar
bahwa dia berjalan di depan seekor singa yang tertidur, sang Tikus
menjadi ketakutan dan berlari dengan cepat, tetapi karena ketakutan,
sang Tikus malah berlari di atas hidung sang Singa yang sedang tidur.
Sang Singa menjadi terbangun dan dengan sangat marah menangkap makhluk
kecil itu dengan cakarnya yang sangat besar.
Suatu hari, ketika sang Singa mengintai mangsanya di dalam hutan, sang Singa tertangkap oleh jala yang ditebarkan oleh pemburu. Karena tidak dapat membebaskan dirinya sendiri, sang Singa mengaum dengan marah ke seluruh hutan. Saat itu sang Tikus yang pernah dilepaskannya mendengarkan auman itu dan dengan cepat menuju ke arah dimana sang Singa terjerat pada jala. Sang Tikus kemudian menemukan sang Singa yang meronta-ronta berusaha membebaskan diri dari jala yang menjeratnya. Sang Tikus kemudian berlari ke tali besar yang menahan jala tersebut, dia lalu menggigit tali tersebut sampai putus hingga akhirnya sang Singa dapat dibebaskan.
"Kamu tertawa ketika saya berkata akan membalas perbuatan baikmu," kata sang Tikus. "Sekarang kamu lihat bahwa walaupun kecil, seekor tikus dapat juga menolong seekor singa."
Kebaikan hati selalu mendapat balasan yang baik.
Suatu hari, pemilik kebun ini melihat murid sekolah ini dengan sembarangan memanjat pohon buah dan menjatuhkan buah-buahan yang telah masak maupun belum masak. Murid nakal ini bahkan mematahkan dahan-dahan pohon, dan melakukan begitu banyak kerusakan sehingga pemilik kebun ini mengirimkan laporan berisikan keluhan kepada kepala sekolah di mana anak tersebut bersekolah. Kepala sekolah ini datang segera ke kebun tersebut dan membawa murid-murid yang lain di belakangnya. Kepala sekolah ini ingin memarahi dan menghukum murid nakal tersebut dan memberikan contoh kepada murid lainnya bahwa setiap perbuatan yang nakal, akan mendapatkan hukuman. Tetapi apa yang terjadi? rencana kepala sekolah tersebut menjadi berantakan dan malah memperparah keadaan, karena saat murid-murid yang lain melihat pohon apel yang telah ranum, mereka langsung menyerbu ke kebun dan memanjat pohon serta memetik buah apel dari pohon.
Tindakan yang dianggap bijaksana, belum tentu bijak.
( http://www.ceritakecil.com )
Singa dan Tikus
"Ampuni saya!" kata sang Tikus. "Tolong lepaskan saya dan suatu saat nanti saya akan membalas kebaikanmu."
Singa menjadi tertawa dan merasa lucu saat berpikir bahwa seekor
tikus kecil akan dapat membantunya. Tetapi dengan baik hati, akhirnya
singa tersebut melepaskan tikus kecil itu.Suatu hari, ketika sang Singa mengintai mangsanya di dalam hutan, sang Singa tertangkap oleh jala yang ditebarkan oleh pemburu. Karena tidak dapat membebaskan dirinya sendiri, sang Singa mengaum dengan marah ke seluruh hutan. Saat itu sang Tikus yang pernah dilepaskannya mendengarkan auman itu dan dengan cepat menuju ke arah dimana sang Singa terjerat pada jala. Sang Tikus kemudian menemukan sang Singa yang meronta-ronta berusaha membebaskan diri dari jala yang menjeratnya. Sang Tikus kemudian berlari ke tali besar yang menahan jala tersebut, dia lalu menggigit tali tersebut sampai putus hingga akhirnya sang Singa dapat dibebaskan.
"Kamu tertawa ketika saya berkata akan membalas perbuatan baikmu," kata sang Tikus. "Sekarang kamu lihat bahwa walaupun kecil, seekor tikus dapat juga menolong seekor singa."
Kebaikan hati selalu mendapat balasan yang baik.
Posted by
Pengertian Animasi 3D
0 comments:
Post a Comment